oleh:Dian Karyati P.(penulis adalah mahasiswi
jurusan Ilmu Komunikasi,Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta,peserta mata
kuliah Komunikasi Massa 2006/2007
Saat ini televisi bukan sebuah hal yang baru. Hampir pada setiap rumah kita dapat menemukannya. Didukung dengan banyaknya stasiun televiasi yang ada, seperti: RCTI,SCTV,TPI,ANTEVE,INDOSIAR,TRANS TV,TV7,dsb. Stasiun-stasiun televisi tersebut kemudian memberikan program-program acara yang memikat pemiirsanya. Dari berita nasional,berita kriminal,sinetron,musik,sampai pada acara olahraga. Acara-acara tersebut pada prinsipnya memberikan kesenangan/hiburan kepada pemirsanya.
Dari televisi itulah terjadi proses penympaian pesan kepada khalayak,sehingga mereka dapat memperoleh informasi. Misalnya: ketika terjadi bencana gempa di Jogja dan Jawa Tengah pada 27 Mei lalu,dengan melihat beritanya di televisi,orang-orang dapat mengetahui situasi yang terjadi pada saat itu.
Namun disamping dengan segala keuntungan yang diperoleh,televisi telah banyak mempengaruhi cara berfikir manusia. Bisa dikatakan bahwa televisi telah mendarah daging dalam benak manusia. Dengan segala program televisi yang disuguhkan,dari acara yang berlatar belakang kekerasan,pornoaksi,maupun acara-acara musik ataupun acara bernuansa hiburan.
Hal ini merupakan bentuk dari efek media. Misal:ketika ada seorang anak balita yang melihat adegan perkelahian dalam film Power Rangers, kemudan ia menirukannya. Hal tersebut terjadi karena pada dasarnya anak-anak belum bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, belum bisa membedakan mana kejadian nyata dan khayalan mereka. Biasanya anak-anak tersebut menganggap mereka bisa menirukan apa yang mereka lihat di televisi.
(www.komunikasimassa-umy.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment